Pandemi Covid-19 telah menyebabkan sektor ketenagakerjaan terdampak dengan cukup berat. Angka pengangguran meningkat secara signifikan seiring pemutusan hubungan kerja (PHK) marak terjadi. Pelemahan ekonomi membuat banyak perusahaan terpaksa melakukan efisiensi dengan mengurangi jumlah karyawan.
Pada 2020, Dirjen Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja (PHI dan Jamsos) Kementerian Ketenagakerjaan Haiyani Rumondang mengonfirmasi bahwa terdapat 3 juta pekerja yang di-PHK, dirumahkan. Data Kementerian Ketenagakerjaan dan BPJS Ketenagakerjaan pada tahun yang sama menunjukkan bahwa Jawa Tengah (Jateng) termasuk ke dalam lima provinsi dengan tingkat PHK tertinggi.
Tentu saja fenomena ini menjadi tamparan sebab Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki “bonus demografi” terbesar di dunia, dalam arti populasi usia produktif di tanah air tergolong tinggi yaitu 47,4% dari total jumlah penduduk. Bonus demografi inilah yang seharusnya dimaksimalkan untuk membangun provinsi dengan potensi besar.
Untuk mengatasi hal tersebut, pemprov Jateng dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengambil kebijakan di subsektor Koperasi dan UKM yang meliputi pengembangan diversifikasi usaha dan sistem distribusi, pengembangan kelembagaan, penguatan struktur permodalan, pengembangan kualitas SDM, dan pengembangan pola kemitraan usaha. Yayasan Anugerah Cinta Kasih Sejati (ACKS) membantu pemprov Jateng dan DIY merealisasikan langkah ini dengan menyediakan pelatihan keterampilan dalam mengelola toko daring dan melaksanakan pemasaran digital bagi para pelaku UKM, khususnya bagi mereka yang berusia produktif.
Melalui pelatihan tersebut, diharapkan anak muda UKM Jateng dan DIY mampu berpartisipasi aktif dalam mengangkat potensi produk daerah mereka menjadi pemain global. Tidak hanya itu, Yayasan ACKS pun memberikan program sertifikasi SKKNI BNSP pascapelatihan agar mereka mampu mendapatkan tingkat profesi yang lebih baik jika mereka tertarik mencari pekerjaan baru. Selain itu, mereka pun akan dimasukkan ke dalam proses inkubasi sebagai supplier global dari sebuah platform e-commerce global seperti Alibaba.com.
Di samping berorientasi terhadap kelangsungan ketenagakerjaan di Jateng dan DIY, pelatihan ini pun memberikan atensi tersendiri terhadap isu lingkungan di kedua provinsi ini. Semarang, ibu kota Jateng, mengalami masalah serius dalam pengelolaan sampah. Sebanyak 1,8 juta jiwa warga setiap hari menghasilkan rata-rata 0,6 kilogram sampah per orang, sehingga total rata-rata ada sekitar 1200 ton sampah terkumpul (Walhi Jateng, 2020).
Sementara itu, salah satu Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) DIY yang berlokasi di Piyungan, Bantul mengalami over kapasitas akibat ketiadaan proses pemilahan sampah yang sistematis. Sampah hanya ditumpuk dan diratakan sehingga membuat lingkungan sekitar jauh dari higienis. Hal ini akan berakibat pada risiko penyebaran penyakit dan banjir, terlebih cuaca ekstrem saat itu tengah melanda.
Pelatihan yang digelar pada November hingga Desember 2020 ini melibatkan 20 anak muda masing-masing dari Jateng dan DIY yang mengalami PHK akibat pandemi untuk ikut serta melakukan daur ulang sampah dalam rangka mengkreasikan produk-produk kerajinan seperti topi rotan, spatula kayu, dan mangkuk kerang berkualitas ekspor. Produk-produk tersebut kemudian dikurasi untuk didaftarkan dalam platform e-commerce global.
Semua peserta pun berhasil mendapatkan sertifikasi Pengelolaan Toko Daring dari BNSP sebagai bukti bahwa mereka telah memiliki keterampilan mengelola toko daring di platform e-commerce global berikut kecakapan di bidang pemasaran digital. Dengan itu, produk UKM Jateng dan DIY pun dapat dipromosikan tidak hanya di pasar lokal, tetapi juga di pasar dunia.
Dengan diselenggarakannya pelatihan ini, Yayasan ACKS berharap tidak hanya fenomena pengangguran yang dapat teratasi, tetapi juga permasalahan lingkungan yang terjadi di Jateng dan DIY. Anak muda pun akan menjadi lebih produktif dengan pemerolehan keterampilan baru di bidang pemasaran digital dan e-commerce global yang saat ini kebutuhannya makin masif seiring disrupsi ekonomi digital yang kian berkembang dewasa ini.