Peluang kerja di era ekonomi hijau memang menjanjikan. Hal tersebut karena penerapan prinsip ekonomi yang satu ini sudah marak dilakukan.
Hal itu sebetulnya konsekuensi wajar, mengingat besarnya peluang dan potensi ekonomi yang ada di dalam ekosistem ekonomi hijau. Perkembangan yang pesat ini pun pada akhirnya membawa berkah di dunia kerja, termasuk Indonesia.
Dikatakan demikian, sebab riset yang dilakukan CELIOS mengungkap peralihan menuju ekonomi hijau bisa menciptakan 19,4 juta lapangan kerja baru dalam jangka waktu 10 tahun, sebagaimana dikutip dari Detik.com.
Dengan besarnya peluang kerja yang ada, maka tidak keliru kiranya untuk kita ambil bagian dalam industri atau ekosistem green economy.
Apalagi, dari riset yang sama memprediksi ada tambahan Rp902,2 triliun untuk tenaga kerja jika transisi industri ekstraktif menuju ekonomi hijau di Indonesia betul-betul dijalankan.
Posisi Indonesia pun jelas mendukung transisi menuju ekonomi hijau. Hal ini tentunya menjadi angin segar dan memperkuat argumen betapa kita perlu meningkatkan keterampilan di sektor green economy demi memaksimalkan potensinya.
Namun, sebetulnya apa saja, sih, sektor yang diprediksi banyak membuka lapangan kerja dari peralihan ke ekonomi hijau?
Peluang Kerja
Setidaknya, masih merujuk pemberitaan Detik.com, ada beberapa sektor yang bisa kita pilih ketika ingin terjun ke ekosistem ekonomi hijau. Adapun seluruhnya direkomendasikan karena diprediksi banyak menciptakan lapangan kerja.
Pertama, sektor pertanian dan perikanan. Di bidang ini, diproyeksikan akan menciptakan lapangan kerja bagi 3,8 juta orang.
Di pertanian peluang kerja terbuka lebar untuk profesi penanaman organik, permakultur, teknisi, sampai pengembangan varietas. Sementara untuk perikanan, contoh profesinya adalah teknisi akuakultur atau konsultan perikanan berkelanjutan.
Kedua, industri pengolahan. Sektor ini diprediksi akan menciptakan lapangan kerja untuk tiga juta orang. Adapun profesi yang bisa kamu pilih, teknisi pengolahan limbah, daur ulang, atau konsultan terkait dengan sektor ini.
Ketiga, ada sektor perdagangan yang diperkirakan bisa menyerap tenaga kerja untuk 3,3 juta orang. Jika kamu tertarik di bidang ini, maka profesi yang bisa kamu tuju adalah pengrajin produk ramah lingkungan, sales energi terbarukan, atau spesialis logistik hijau.
Keempat, sektor jasa keuangan. Untuk bidang ini, prediksinya bisa menciptakan lapangan kerja untuk 1,9 juta orang. Beberapa contoh pekerjaan antara lain: analisis keuangan berkelanjutan, manajer investasi hijau, sampai penasihat keuangan hijau.
Potensi Lainnya
Selain empat sektor yang sudah disebutkan, masih ada lagi bidang yang bisa kamu pilih ketika ingin terjun ke ekonomi hijau. Beberapa opsinya antara lain: sektor perdagangan listrik, konstruksi, transportasi akomodasi, dan jasa perusahaan.
Setiap sektor tersebut pun diyakini dapat membuka banyak lapangan kerja. Sebagai contoh, sektor pengadaan listrik diprediksi bisa menciptakan lapangan kerja untuk 1,09 juta orang.
Sementara itu, sektor konstruksi di ekonomi hijau diproyeksikan menyerap 1,8 juta tenaga kerja. Adapun bidang transportasi dan akomodasi diprediksi menyerap 964 ribu tenaga kerja.
Sedangkan jasa perusahaan, prediksinya menciptakan lapangan kerja untuk 900 ribu orang. Jumlah ini tentunya bisa bertambah. Pasalnya, CELIOS mengungkap sektor lain di luar sektor yang telah disebutkan bisa membuka lapangan kerja untuk 2,65 juta orang.
Dengan penjelasan itu semua, menjadi terang bagi kita betapa besar peluang kerja di ekosistem ekonomi hijau. Maka dari itu, ada baiknya mulai saat ini kita meningkatkan keterampilan yang dapat mendukung diri kita untuk terjun di ekosistem green economy.
Maksimalkan Peluang Kerja dengan Keterampilan
Sebagaimana yang sudah disampaikan, meningkatkan keterampilan sebelum terjun di industri hijau amat dibutuhkan. Terkait ini pun sejatinya ada banyak skill yang bisa kamu pilih untuk dipelajari.
Sebagai contoh, pemahaman ekonomi hijau sebagai dasar pengetahuan. Bagian ini bisa meliputi prinsip tentang keberlanjutan, perubahan iklim, dan pengelolaan sumber daya hijau.
Sementara itu, keterampilan lain yang bisa dipilih untuk dipelajari adalah manajemen proyek hijau dan pengelolaan risiko lingkungan.
Jika kamu belajar manajemen proyek hijau, maka akan lebih banyak mempelajari hal-hal yang terkait perencanaan, pengelolaan, dan evaluasi. Sementara pengelolaan risiko lingkungan lebih banyak berkutat pada identifikasi, evaluasi, dan pengelolaan risiko lingkungan.
Analisis keuangan hijau adalah keterampilan lain yang bisa kamu pelajari. Jika tertarik pada teknologi, maka skill energi terbarukan dan inovasi bisa menjadi opsi lain yang dapat kamu pilih.
Berikutnya, ada pula keterampilan analisis regulasi dan pengelolaan rantai pasok berkelanjutan. Adapun perihal regulasi, maka nantinya kamu akan mempelajari hal-hal yang terkait dengan peraturan atau kebijakan dalam ekosistem ekonomi hijau.
Sedangkan pengelolaan rantai pasok berkelanjutan akan lebih banyak belajar tentang mengelola rantai pasok agar ramah lingkungan, termasuk cara pengurangan limbah dan efisiensi energi.
Itulah beberapa keterampilan yang bisa mendukung kamu apabila ingin terjun di ekonomi hijau. Selain skill yang sudah disebutkan, tentu masih ada pula keterampilan hijau lainnya yang dapat kamu pelajari.
Demikian dikatakan karena potensi peluang kerja ekonomi hijau memang luas dan tidak terbatas pada prediksi yang sudah disampaikan dalam artikel ini. Jadi, alangkah baiknya kamu tetap mencari referensi lain untuk memperdalam pengetahuanmu tentang green economy.