Baru-baru ini, dunia dikagetkan dengan bencana kebakaran hebat yang melanda Los Angeles, California, Amerika Serikat. Bencana ini setidaknya mengakibatkan 16 orang meninggal dunia, sebagaimana dikutip dari Detik.com.
Selain itu, kebakaran yang terjadi sejak 7 Januari 2025 ini, juga dilaporkan mengakibatkan 10.000 bangunan hancur dan menimbulkan kerugian hampir Rp1.000 triliun.
Perihal bencana tersebut, para ahli meyakini terjadi karena adanya perubahan iklim dan cuaca ekstrem. Terkait perubahan iklim, National Weather Service mencatat Los Angeles mengalami curah hujan yang sangat rendah selama beberapa bulan terakhir, sehingga meningkatkan risiko kebakaran hutan.
Di sisi lain, bencana tersebut pun menjadi alarm bagi kita betapa pentingnya menerapkan ekosistem ekonomi hijau di kehiupan sehari-hari.
Hal ini tentunya sebagai bagian dari upaya menanggulangi bencana alam yang disebabkan perubahan iklim, termasuk kebakaran hutan dan mencegahnya agar tidak terulang lagi.
Atas dasar itulah, artikel ini ditulis dengan maksud menjelaskan lebih jauh penyebab kebakaran di Los Angeles karena perubahan iklim serta solusi yang bisa dilakukan dari ekosistem ekonomi hijau.
Fenomena Kebakaran di Los Angeles
Kebakaran yang terjadi tahun ini bukan kali pertama. Pada 2018, California juga pernah diguncang dengan bencana Kebakaran Woolsey dan Kebakaran Camp.
Sebagaimana diberitakan, Camp Fire menghanguskan wilayah California Utara. Dilaporkan api menghanguskan lebih dari 6.700 rumah dan bangunan, serta 44.920 hektare.
Sementara Woolsey Fire, disebut menghanguskan California Selatan hingga 34.600 hektare. Setidaknya, 177 bangunan dilaporkan rusak.
Dua kasus tersebut menjadi sinyal ada sesuatu yang harus segera dibenahi. Tidak hanya di sana, tapi juga secara global mengingat penyebab utama kebakaran yang ada di California adalah perubahan iklim.
Secara spesifik, lantas perubahan iklim seperti apa yang bisa mengakibatkan kebakaran hutan?
- Kenaikan Suhu dan Kekeringan
Suhu global yang meningkat sudah barang tentu mengakibatkan musim panas lebih lama. Situasi seperti ini pada gilirannya pun bisa mengakibatkan kebakaran.
Setali tiga uang, kekeringan juga dapat berkontribusi dalam meluaskan sebaran api. Terlebih, jika angin kencang melanda, maka api meluas menjadi lebih cepat.
- Perubahan Pola Angin
Perubahan iklim juga bisa dalam bentuk perubahan pola angin. Dalam kasus Los Angeles, angin kencang yang melanda turut membuat kebakaran kian cepat menjalar ke banyak area hingga pemukiman. Adapun fenomena angin yang dimaksud adalah Santa Ana.
Dampak Kebakaran
Kebakaran yang muncul tentu memberikan duka mendalam. Selain menghilangkan nyawa, bencana tersebut juga menimbulkan banyak kerugian lainnya.
Sebagai contoh, kebakaran di Los Angeles sudah pasti merusak infrastruktur dan bangunan. Bahkan, seperti yang sudah disinggung sebelumnya, diperkirakan menimbulkan kerugian hampir Rp1.000 triliun.
Selain itu, kebakaran pun sudah dipastikan mengakibatkan ekosistem hutan menjadi rusak. Ini adalah kerugian yang luar biasa karena ekosistem yang rusak bisa memutus mata rantai kehidupan, baik flora maupun fauna.
Alhasil, situasi tersebut pun bakal mengurangi keanekaragaman hayati dan keseimbangan ekosistem pun akan sangat terganggu. Demikian disampaikan karena tanah yang terbakar pastinya tidak akan mudah untuk ditanami lagi karena rentan mengalami erosi.
Dampak selanjutnya yang ditimbulkan dari kebakaran adalah kualitas udara yang memburuk. Hutan yang terbakar sudah pasti menghasilkan asap dan membawa partikel berbahaya di udara.
Jika udara seperti itu terhirup manusia, maka yang bersangkutan berisiko mengalami gangguan pernapasan. Oleh karena itu, dalam waktu dekat kesehatan masyarakat pun akan terganggu.
Lantaran itu, kita membutuhkan para spesialis yang bisa menanggulangi dan mencegah kebakaran hutan terulang. Terkait ini, ekosistem ekonomi hijau bisa mejadi solusinya.
Ekonomi Hijau: Solusi untuk Kebakaran Hutan
Sebagai informasi, green economy adalah konsep ekonomi yang memiliki fokus pada pembangunan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Dalam kasus kebakaran lahan atau hutan, ekosistem ekonomi hijau menawarkan berbagai solusi dalam bentuk profesi. Antara lain:
- Pemeliharaan Hutan dan Pengelola Sumber Daya Alam
Pekerjaan pertama yang bisa menanggulangi dampak kebakaran sekaligus mencegahnya terjadi lagi adalah pemeliharaan hutan dan pengelolaan sumber daya alam.
Seseorang yang bekerja di bidang ini bertanggung jawab untuk melakukan pemangkasan pohon, membersihkan semak-semak kering, hingga memastikan hutan terkelola dengan tujuan mengurangi potensi kebakaran.
- Pakar Energi Terbarukan
Seperti namanya, orang yang bekerja di bidang ini perlu menguasai pengetahuan dan keterampilan energi terbarukan, seperti tenaga surya, biomassa, angin, atau air.
Mereka yang bekerja di sektor ini akan terlibat langsung dalam pengembangan energi terbarukan untuk mengurangi pemakaian bahan bakar fosil yang bisa memperburuk perubahan iklim.
Berkurangnya pemakaian energi fosil akan berdampak pada menurunnya emisi karbon. Hal ini yang kemudian bisa membantu mencegah terjadinya kebakaran hutan.
- Konsultan Lingkungan
Konsultan lingkungan adalah profesi lain yang bisa menanggulangi dampak kebakaran hutan dan mencegahnya terulang lagi. Jika kamu menekuni profesi ini, maka kamu bisa terlibat langsung dalam merancang kebijakan dan strategi untuk mengurangi dampak perubahan iklim.
Di sisi lain, konsultan lingkungan biasanya akan berkolaborasi dengan pemerintah dan organisasi terkait untuk mengembangkan teknologi yang bisa membantu mengurangi perubahan iklim dan hal lainnya berkontribusi terhadap kebakaran.
- Konservasi
Konservasi adalah solusi berikutnya dari ekosistem ekonomi hijau sebagai solusi dari kebakaran hutan. Adapun orang yang bekerja di sektor ini akan melakukan upaya untuk memulihkan hutan dan mengembalikan sebagaimana fungsinya.
Demikianlah informasi yang bisa disampaikan terkait kebakaran hutan di Los Angeles dan bagaimana ekosistem ekonomi hijau menjadi solusi agar peristiwa tersebut tak terulang lagi.
Untuk kamu yang ingin menekuni profesi yang telah disebutkan, tentu saja sangat bisa karena potensi kebakaran hutan atau lahan berlaku di banyak daerah, termasuk Indonesia.
Yang terpenting, kamu mau terus belajar dan mengasah keterampilan pendukungnya!