Penerapan ESG di Perusahaan Dongkrak Investasi

Sustainability Webinar Series
Sustainability Webinar Series dengan topik Meningkatkan Peluang Investasi dengan Penerapan ESG di Perusahaan, Rabu (05/02/2025).

Specialist in ESG & Climate Management, Hesli Oktavia, mengatakan penerapan Environmental, Social, and Governance (ESG) di perusahaan berpeluang meningkatkan investasi. Hal tersebut dapat terjadi karena laporan perusahaan terkait ESG menjadi pertimbangan utama para investor dalam mengambil keputusan.

Demikian ia menyampaikan berdasarkan hasil survei yang pernah dilakukan Google dan Impax terhadap lebih dari 300 investor dengan tabungan dan investasi jangka panjang sebesar USD700 ribu atau lebih.

“33,5% (responden) mengklaim saat ini memiliki investasi yang fokus pada energi bersih, efisiensi energi, atau keberlanjutan,” ujar Hesli dalam Sustainability Webinar Series dengan topik Meningkatkan Peluang Investasi dengan Penerapan ESG di Perusahaan, Rabu (05/02/2025).

Untuk diketahui, webinar tersebut diselenggarakan oleh Yayasan Anugerah Cinta Kasih Sejati, Kerja Lestari Academy, dan PT Verval Nusantara Hijau. Tujuannya adalah meningkatkan pemahaman masyarakat terkait ekosistem ekonomi hijau dan peluang yang ditawarkan. 

Lebih lanjut, Hesli menerangkan, hasil survei Google dan Impax juga menunjukkan kalau 70% responden mengaku khawatir dengan perubahan iklim dan 15,3% mengaku telah mengambil langkah untuk investasi di saham energi bersih dan tidak menanamkan modalnya di bahan bakar fosil.

“Seiring berjalannya waktu masyarakat semakin tertarik dengan konsep berkelanjutan, khususnya ESG,” ucapnya.

Lantaran ketertarikan masyarakat terhadap konsep berkelanjutan dan minat investor yang tinggi, Hesli mengatakan, sudah waktunya untuk perusahaan menerapkan prinsip ESG. Pasalnya, selain berkontribusi untuk kelestarian lingkungan, dari sisi ekonomi juga menguntungkan. 

Ia menjelaskan, apabila ada perusahaan yang ingin menerapkan prinsip ESG, terdapat peta jalan yang bisa dijadikan acuan. Sustainability roadmap ini, imbuhnya, dilakukan berdasarkan urutan. 

Pertama, adalah membentuk komite keberlanjutan. Tahap berikutnya adalah melakukan pelatihan terkait yang dibutuhkan dalam mengimplementasikan ESG. Sesudah itu, perusahaan bisa menentukan strategi dan tujuan bisnisnya.

Adapun tahap keempat adalah pengumpulan data. Terkait ini, data yang dimaksud adalah penggunaan listrik hingga air. Selanjutnya, ada proses melibatkan pemangku kepentingan. Berikutnya, melakukan tinjauan analisis dan rekomendasi.

Jika sudah, tahap ketujuh adalah merencanakan implementasi dan perbaikan atas hal-hal yang sudah dilakukan sebelumnya. Lalu, melakukan proses implementasi, laporan, verifikasi, hingga tahap terakhir adalah disclosure.

“Semakin committed perusahaan tersebut terhadap keberlanjutan, maka akan semakin kuat financial mereka. Kenapa? Mereka transparan, sehingga organisasi tersebut bisa meningkatkan kapital dari investor,” kata Hesli.

0 Comments